Yusuf'Alaihissalam Bermimpi Pada suatu malam ketika Yusuf masih kecil, ia bermimpi dengan mimpi yang menakjubkan. Ia bermimpi melihat sebel PELAJARANDARI KISAH UMAT TERDAHULU - USTADZ MUBARAK BAMUALIM Manusia memiliki beraneka macam tabiat dan karakter. Allah subhanahu wata'alaa menciptakan Di dalam Al Qur'an banyak dikisahkan tentang orang-orang yang beriman kepada Allah seperti para Nabi, Rasul, Lukmanul Hakim dan lainnya. Begitu juga orang-orang yang ingkar kepada-Nya seperti Qarun, Fir'aun dan yang lainnya. Menurut Mana' Al-Qattan dalam Mabahis fi Ulum al-Qur'an Kisah didalam Al-Qur'an bertujuan untuk: Vay Tiền Nhanh. Kisah Nabi yang Istrinya - Di dalam Al Qur'an banyak dikisahkan tentang orang-orang yang beriman kepada Allah seperti para Nabi, Rasul, Lukmanul Hakim dan lainnya. Begitu juga orang-orang yang ingkar kepada-Nya seperti Qarun, Fir'aun dan yang Mana’ Al-Qattan dalam Mabahis fi Ulum al-Qur’an Kisah didalam Al-Qur’an bertujuan untukPertama, menjelaskan dasar-dasar dakwah Nabi Muhammad dan dasar Syariat Nabi menguatkan hati Nabi dan Umatnya akan kebenaran Agama Islam serta pertolongan Allah dan terkalahkannya segala Membenarkan adanya para Nabi sebelum Nabi Muhammad serta sebagai pengingat kisah Membenarkan dakwah Nabi Muhammad tentang kabar orang-orang sebagai ibarat atau petuah kehidupan yang dapat diambil pelajaran yang Nabi Nuh AlaihissalamKisah Nabi Nuh AlaihissalamAda kisah menarik yang perlu dibahas disini yaitu beberapa Nabi yang diuji oleh Allah tentang masalah keluarga terutama istrinya yang ingkar tak mau beriman kepada Allah serta mengkhianati ini sesuai penjelasan dalam surat Al Qur'an yang berbunyiضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا لِلَّذِينَ كَفَرُوا امْرَأَتَ نُوحٍ وَامْرَأَتَ لُوطٍ ۖ كَانَتَا تَحْتَ عَبْدَيْنِ مِنْ عِبَادِنَا صَالِحَيْنِ فَخَانَتَاهُمَا فَلَمْ يُغْنِيَا عَنْهُمَا مِنَ اللَّهِ شَيْئًا وَقِيلَ ادْخُلَا النَّارَ مَعَ الدَّاخِلِينَArtinya Allah membuat isteri Nuh dan isteri Luth sebagai perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua isteri itu berkhianat kepada suaminya masing-masing, maka suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikitpun dari siksa Allah; dan dikatakan kepada keduanya "Masuklah ke dalam jahannam bersama orang-orang yang masuk jahannam" QS. At Tahrim 10.Nabi Nuh merupakan salah satu Nabi yang diberikan umur panjang bahkan sampai ratusan tahun lamanya. Imam Suyuthi dalam kitab Al Itqan mengutip pendapat Imam Al Hakim yang menjelaskan bahwa Nabi Nuh berarti Nabi yang banyak menangis. Alasannya adalah karena ia sering menangisi dirinya sendiri. Sedangkan namanya adalah Abdul juga Menurut Imam Ibnu Jarir, Nabi Nuh lahir setelah 126 tahun meninggalnya Nabi Adam Alaihissalam. Menurut Imam Nawawi dalam kitab At Tahdhib menyatakan bahwa Nabi Nuh termasuk Nabi yang diberikan umur paling panjang dibanding Nabi yang Nuh berdakwah siang dan malam agar umatnya beriman kepada Allah dan tak menyekutukannya dengan apapun. Sayangnya, dakwah perjuangannya ini tak diterima dengan baik oleh istrinya sendiri begitu juga termasuk orang yang mengkhianati perjuangan Nabi Nuh dalam urusan keimanan kepada Allah membinasakan kaumnya bersama istri dan puteranya yang bernama Kan'an dengan adanya banjir besar yang melanda seluruh kisah ini dapat dipahami bahwa hidayah merupakan anugerah Allah yang harus disyukuri, sekelas Nabi pun tak mampu merubah istri dan anaknya untuk menjadi beriman kepada Allah dan rasulnya.MAS Jakarta - Islam tidak hanya membagikan kisah terdahulu yang mengisahkan tentang kedurhakaan seorang anak pada orang tuanya. Sebaliknya, pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab RA, ada salah satu kisah yang menggambarkan bentuk durhaka seorang orang tua pada ini diceritakan Ali bin Nayif Asy Syahuud dalam Mausu'atud difa'an Rasulullah yang bermula dari salah seorang ayah yang mengadukan kenakalan dan kedurhakaan anaknya pada Umar. Ia bercerita, anaknya selalu berbicara kasar, membentak, maupun perbuatan durhaka adil dan mendengar cerita dari kedua belah pihak, Umar pun memanggil anak tersebut untuk turut menghadapnya. Ia pun berkata pada sang anak,"Anak muda, apakah kamu tidak tahu kalau Allah memerintahkan anak berbakti kepada orang tuanya?" kata Umar yang diterjemahkan Majalah Ar Risalah Edisi anak justru berkata pada Umar, "Wahai Amirul Mukminin, jangan buru-buru menilaiku buruk. Aku akan jelaskan apa yang terjadi sebenarnya. Bukankah orang tua juga memiliki kewajiban terhadap anaknya?"Beliau menjawab, "Ya, tentu saja."Anak itu pun bertanya lagi, "Lantas, apa itu kewajiban orang tua pada anaknya?"Umar pun menjawab, "Memilihkan ibu yang baik untuknya, memberinya nama yang bagus, dan mengajarkannya Al-Qur'an."Mendengar jawaban itu si anak pun berkata. "Wahai Amirul Mukminin, sungguh tak ada satupun dari tiga itu yang dilakukan oleh ayah. Ibuku adalah wanita haram keturunan Majusi. Ia menamaiku dengan Ji'lan yang bermakna kumbang.""Dan ia tidak pernah mengajariku satu huruf pun dari Al-Qur'an," lanjut anak Umar lantas marah pada ayah dari sang anak. Umar menganggap kisah antara ayah dan anak ini sebagai bentuk durhaka yang lebih dahulu dilakukan oleh sang ayah dibandingkan oleh berkata, "Kamu mengadu perihal anakmu yang durhaka, ternyata kamu sendiri telah durhaka kepada anakmu sebelum anakmu durhaka kepadamu. Dan kamu telah memperlakukan buruk kepada anakmu sebelum anakmu memperlakukanmu dengan buruk."Mengutip Mutia Mutmainnah dalam buku Keajaiban Doa & Ridho Ibu, kisah umat muslim di masa Umar bin Khattab ini mengingatkan muslim tentang figur penting kedua orang tua dalam membangun karakter anak yang diasuh dan dibesarkannya. Rasulullah SAW pernah bersabda dalam haditsnya,كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِArtinya "Semua anak dilahirkan dalam keadaan fitrah dan kedua orang tuanyalah yang kemudian menjadikannya Nasrani, Yahudi, atau Majusi." HR Bukhari.Melalui kisah ini, Islam juga menegaskan kesuksesan dan kebahagiaan dunia akhirat akan sejalan dengan seberapa besar usaha dan perjuangan orang tua dalam mendidik, mengarahkan, dan membesarkan anak-anaknya sejak lahir hingga dewasa. Simak Video "Syakir Daulay Akhirnya Pulang dan Minta Maaf ke Orang Tua" [GambasVideo 20detik] rah/lus Salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang dikenal taat dalam beribadah dan rajin melakukan sedekah adalah sahabat Alqamah. Namun kehidupan Alqamah berubah setelah ia menikah. Karena sibuk dengan urusan rumah tangganya, sekarang ia kurang memperhatikan ibunda yang masih hidup itu. Dengan sedikit terpaksa, akhirnya sang ibu tinggal sendiri di sebuah pondok. Meski sudah berlalu beberapa lama di pondok, namun tetap saja, Alqamah tidak menjenguk dan belum saja memberi santunan kepada sang ibu. Hal tersebut tentu saja membuat ibunya kecewa, ia merasa berkecil hati terhadap sikap anaknya yang kurang memperhatikan dirinya. Suatu hari, Alqamah diketahui sedang sakit parah. Semua keluarganya menjenguknya, sampai satu rumah Alqamah dipenuhi oleh sanak keluarganya itu. Akan tetapi, di rumah Alqamah tidak ada keberadaan sang ibu. Rupanya sang ibu belum datang menemuinya. baca juga Doa saat Sedang Sedih, Agar Allah Hadirkan Kebahagiaan Ramai Isu KDRT, Wasekjend MUI Bidang Perempuan Islam Melarang Semua Bentuk Kezaliman Ini Alasan Dibalik Penamaan Bulan Rajab Sedangkan, Alqamah sudah dalam keadaan sakaratul maut. Melihat kondisinya yang sudah mendekati kematian, para keluarganya mentalqin kalimat tauhid; Laa Ilaaha Illallaah. Namun yang terjadi Alqamah tidak bisa mengikutinya, hal itu kemudian diulang secara berkali-kali, tetapi tetap saja, Alqamah belum juga dapat menirukannya. Justru sekarang mulut Alqamah tertutup, ia membungkam seribu bahasa. Yang terlihat hanya wajahnya yang gelisah dengan kedua matanya yang sudah sangat membengkak. Wajahnya itu seakan memberi pesan meminta tolong. Melihat kondisi Alqamah yang semakin parah, membuat para keluarga dan sahabatnya yang hadir merasa heran. Sebab mereka mengetahui bahwa seorang Alqamah merupakan sahabat Nabi Muhammad SAW seorang yang taat dan wara'. Menurut mereka, Alqamah adalah teladan yang baik untuk ditiru semasa hidupnya. Di waktu yang sama, sebagian sahabat yang hadir segera menghadap dan melaporkan kejadian ini kepada Baginda Rasulullah SAW. Baginda Nabi kemudian mengutus beberapa sahabat untuk menjenguk Alqamah dan melihat kondisinya Alqamah secara dekat, para sahabat nabi itu ingin mencoba mentalqin kalimat tauhid kembali kepada Alqamah. Setibanya di rumah Alqamah, seketika itu juga para sahabat Nabi ingin mencoba mentalqin kalimat tauhid itu, namun tetap saja seperti sebelumnya, Alqamah tidak mengikutinya sama sekali. Bahkan sekarang Alqamah terlihat semakin gelisah dan sangat menakutkan. Sehingga para sahabat memutuskan untuk menjemput Rasulullah SAW. Baginda Rasulullah kemudian hadir di depan Alqamah, sahabat Rasulullah SAW yang setia itu. Dengan hati yang cemas dan penuh kasih sayang, Baginda Rasulullah SAW mentalqin kalimah tauhid, tetapi sayang seribu sayang Alqamah justru menggelengkan kepalanya. Baginda Rasulullah SAW terdiam, lalu bertanya kepada hadirin, “Apakah Alqamah ini masih mempunyai Ibu kandung?” Salah seorang hadirin menjawab "Benar, masih ada ya Rasulullah," Baginda Rasulullah SAW bertanya kembali kepada hadirin, “Di mana ibu itu?” Istrinya menjawab, “Di sana, di dusun itu. Dia mondok sendirian, ya Rasulullah," Maka Rasulullah SAW meminta kepada para sahabat untuk segera mendatangkan Ibunda Alqamah. Setelah tiba, Nabi Muhammad SAW bertanya kepada ibunda mengenai hal ihwal Alqamah. Sang ibu kemudian menceritakan semuanya kepada Baginda Rasulullah SAW. Setelah mendengar penjelasan sang ibu, Baginda Rasulullah SAW lalu memerintah para sahabat dan hadirin untuk mengumpulkan kayu api unggun beserta dengan minyaknya. Sebagian dari sahabat bertanya kepada Baginda Rasulullah SAW, "Kayu ini untuk apa ya Rasulullah,". Rasulullah SAW menjawab dengan nada tegas, “Untuk membakar Alqamah, sebab lebih baik kita bakar sekarang saja dari pada kelak dibakar di dalam api neraka jahannam," Mendengar putusan Rasulullah SAW sang ibu kandung Alqamah merasa tidak tega, bila anak kandungnya itu sampai dibakar di depan matanya sendiri. Sang ibu kemudian berkata kepada Baginda Rasulullah, "Wahai junjungan alam, janganlah dibakar anakku ini, biarlah kumaafkan segala kesalahannya itu dan aku relakan segala pengorbananku untuknya”. Sang ibu melanjutkan perkataannya dengan bersaksi "Aku mengakui bahwa tiada Tuhan selain dari pada Allah, dan aku mengakui bahwa Muhammad benar benar Rasul-Nya”. "Di depan hadirin, aku bersaksi bahwa benar benar anakku Alqamah ini, segala kesalahannya telah kumaafkan dan telah kurelakan," kata sang ibu. Saat itu juga, Rasulullah SAW menyuruh sahabat untuk melihat kondisi Alqamah, ternyata Alqamah sedang menarik nafasnya yang terakhir sambil mengucapkan kalimat tauhid. Dengan muka yang jernih dan mata yang sayu memandang dengan bibir yang tersenyum tersungging di bibir itu kalimat Thaiyibah "La Ilaha Illallaah". Alqamah akhirnya kembali dengan tenang dengan wajah berseri seri.[]

kisah umat terdahulu yang dusta dan durhaka